Daftar Tradisi Seksual Paling Ekstrim Suku-Suku Di Dunia

Tradisi ialah acara sosial yang tak akan pernah bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Bentuknya pun bermacam-macam, mulai dari cara berbahasa, berpakaian, makan, ijab kabul bahkan tradisi seksual dan lain sebagainya. Masing-masing tradisi pun biasanya lahir buah dari peristiwa-peristiwa unik atau kepercayaan leluhur terhadap sesuatu hal yang kemudian diwariskan dan dilestarikan kepada generasi penerusnya secara turun temurun.

Di Indonesia sendiri, tiap kawasan mempunyai budaya tradisi yang beraneka ragam. Hal ini bisa dipengaruhi oleh lingkungan geografis, status sosial dan lain sebagainya. Tradisi tersebut pun juga diperkenalkan sebagai suatu hal yang bermacam-macam. Ada beberapa kawasan yang menganggap suatu tradisi hanyalah sebagai bentuk warisan budaya dari nenek moyang dan ada juga yang meyakini bahwa tradisi ialah sesuatu yang wajib dilakukan sebagai kepingan dari sarana kehidupan. Dan inilah daftar tradisi seksual paling ekstrim suku-suku di dunia versi anehdidunia.com.


Tradisi Mardudjara – Suku Aborigin (Australia)



Suku Aborigin ialah suku penduduk orisinil yang berasal dan hanya hidup di Australia. Meskipun populasi mereka ketika ini sudah sangat kecil, namun ternyata tidak ada yang lupa dengan tradisi unik nan ekstrim yang dimiliki oleh suku berkulit hitam ini. Tradisi tersebut tak lain ialah tradisi seksual yang diterapkan oleh Suku Aborigin dan diberi nama Mardudjarna. Tradisi Mardudjarna ialah tradisi dimana para laki-laki Suku Aborigin akan dipotong kemaluannya. Tradisi ini sangat jauh berbeda dengan tradisi khitan, sebab Mardudjarna bisa dibilang jauh lebih ekstrim. Alat vital tiap laki-laki Suku Aborigin akan disunat memanjang hingga hingga pada kepingan scrotum (kulit kepingan bawah Mr.P yang berfungsi sebagai pembungkus testis). Membayangkannya saja sudah bisa menciptakan bulu kuduk merinding. Kemudian dalam prosesi Mardudjara tersebut, darah-darah yang keluar jawaban sunat ekstrim tersebut sengaja diteteskan diatas api. Hal tersebut bukan tanpa alasan, berdasarkan mereka darah-darah yang menetes diatas api tersebut sama halnya dengan pemurnian. Tradisi ekstrim ini dilakukan sebagai simbolisasi laki-laki Suku Aborigin menuju kedewasaan yang gotong royong dalam hal seksual. Namun tampaknya tujuan tersebut sedikit bertentangan jikalau menyadari bahwa tradisi yang berkaitan justru seolah merusak “aset” milik mereka. Pasalnya untuk buang air kencing saja, para laki-laki Suku Aborigin yang telah melaksanakan tradisi Mardudjara ini terpaksa harus melalui bawah Mr.P bukan kepingan uretra menyerupai laki-laki normal pada umumnya. Baca juga Cara Sunat Suku Madudjara


Tradisi Minum Air Mani – Suku Sambian (Papua Nugini)



Pada umumnya seorang anak laki-laki dikatakan baligh jikalau anak laki-laki tersebut sudah selesai dikhitan atau sudah pernah mengalami mimpi basah. Dua hal itulah yang biasanya disebut sebagai kriteria pubertas anak laki-laki pada umumnya. Namun ternyata tak semua di belahan dunia ini mempunyai anggapan yang sama, salah satunya ialah warga Suku Sambian yang mendiami salah satu wilayah di daratan Papua Nugini, negara yang berbatasan eksklusif dengan Indonesia kepingan timur. Seluruh anak laki-laki Suku Sambian yang telah menginjak usia 7 tahun akan dijauhkan dari penduduk wanita baik yang masih kecil maupun yang sudah dewasa. Kemudian para bocah laki-laki tersebut akan “diungsikan” di sebuah wilyah khusus dan hidup dengan para laki-laki cukup umur yang dianggap sebagai tetua adat. Lamanya mereka hidup bersama untuk dilatih sebagai laki-laki gotong royong ialah 10 tahun. Prosesi yang berlangsung selama satu dekade ini tidak bisa disepelekan sebab anak laki-laki tersebut harus mengikuti rangkaian ritual tradisi seksual mereka salah satunya ialah dengan meminum air mani para tetua susila setiap hari! Membayangkannya saja sudah bikin muntah, namun semua laki-laki Suku Sambian ini dulunya sewaktu kecil semuanya melaksanakan hal yang sama selama 10 tahun. Ritual meminum air minum para tetua susila ini dianggap bisa menunjukkan kekuatan dan keperkasaan bagi anak laki-laki yang akan menginjak fase usia laki-laki dewasa. Tak cukup itu saja, selama 10 tahun itu juga kulit mereka akan ditindik dengan alasan menghilangkan jejak kontaminasi dari perempuan. Aneh dan menjijikkan bukan?


Tradisi Seksual Dengan Voodoo – Saut d’Eau (Haiti)



Negara Haiti ialah salah satu negara kecil di wilayah Oceania yang masih kental dengan praktik mistiknya. Salah satunya yang terkenal ialah praktik Voodoo. Di Indonesia sendiri praktik Voodoo biasanya lebih sering disamakan dengan praktik santet. Meskipun sedikit berbeda, akan tetapi kedua praktik gaib ini mempunyai tujuan khusus yang hampir sama yakni “menyetir” kehidupan orang lain. Namun ada satu ritual di Haiti yang cukup abnormal dan ekstrim sebab melibatkan Voodoo dalam tradisi seksual di negara tersebut. Tiap bulan Juli, sebuah gerojokan berjulukan Saut d’Eau akan terlihat ramai dengan adanya banyak orang yang berada di tempat tersebut. Setiap orang baik wanita maupun laki-laki (meskipun notabene lebih banyak perempuan) akan melaksanakan praktek Voodoo dengan bergumul di sekitar gerojokan tersebut sebagai bukti persembahan juga kepada dewi cinta. Namun yang abnormal bukanlah “hanya” sebab mereka berVoodoo bersama di air terjun, melainkan mereka melaksanakan itu semua dengan telanjang! Dalam keadaan telanjang mereka akan tampak menggeliat-geliat, memutar-mutar, berguling-guling di gerojokan bercampur dengan darah kambing atau sapi. Darah kedua binatang tersebut merupakan binatang kurban yang dijadikan persembahan untuk dewi mereka! Uniknya, ritual yang berafiliasi dengan seksual ini bisa disaksikan eksklusif atau bahkan juga bisa diikuti eksklusif oleh para turis yang sedang menikmati liburan di negara Haiti tersebut.


Tradisi Homoseksual –  Yunani



LGBT atau lesbian, gay, biseksual dan transgender ketika ini tengah menjadi gosip paling kontroversial di dunia. Begitu kontroversinya hingga menjadikan aneka macam pro dan kontra di lingkungan masyarakat. Meski baru-baru ini lebih sering dibahas dan diperdebatkan, namun ternyata hal tersebut telah usang menjadi kepingan dari kehidupan masyarakat Yunani Kuno. Yup, zaman dulu masyarakat Yunani Kuno khususnya laki-laki banyak yang melaksanakan praktik paiderastia. Praktik tradisi ini tak lain ialah hubungan seksual antara laki-laki cukup umur dengan anak laki-laki yang lebih muda alias remaja. Hubungan yang dijalin tak semata antara laki-laki cukup umur dengan remaja laki-laki kolam ayah dengan anak namun hubungan yang mengarah kepada hal seksual. Pria cukup umur yang menjalani hubungan “terlarang” ini biasa disebut dengan erastes sedangkan remaja laki-laki disebut dengan eromenos. Hubungan kedua orang ini dianggap sebagai “latihan” awal bagi eromenos sebelum beranjak menjadi laki-laki yang sesungguhnya. Dan hubungan erotis ini sanggup diakhiri ketika sang anak laki-laki atau eromenos mulai tumbuh bulu-bulu jenggotnya. Tidak ada klarifikasi mulai usia berapakah eromenos sanggup “dimiliki” oleh erastes, hanya saja meskipun secara umum melihat seorang laki-laki menyukai bocah laki-laki berusia dibawah 12 tahun kurang pantas namun tidak ada undang-undang yang legal untuk mengatur larangan tersebut.


Tradisi Seksual Di Usia Dini – Suku Trobriander (Papua Nugini)



Jika Suku Sambia di Papua Nugini melaksanakan ritual meminum air mani tetua susila laki-laki bagi anak laki-laki mereka selama 10 tahun sebagai bentuk latihan untuk kematangan seksualitas. Lain halnya dengan yang dilakukan oleh Suku Trobiander yang juga mendiami salah satu wilayah di negara Papua Nugini. Suku ini mempunyai ritual tradisi seksual lain yang mengizinkan bahkan mengharuskan anak-anaknya melaksanakan hubungan seks semenjak usianya masih sangat muda bahkan terhitung terlalu dini. Ritual seks tersebut bukanlah isapan jempol semata, sebab sudah banyak studi kasus yang meneliti dan menemukan praktik ini masih berjalan hingga ketika ini. Mungkin sahabatanehdidunia.com akan dibentuk heran jikalau mengetahui berapa rata-rata usia anak Suku Trobiander yang melaksanakan hubungan seksual di usia dini. Rata-rata usia mereka ialah 10 hingga 12 tahun untuk anak laki-laki dan 6 hingga 8 tahun untuk anak perempuan! Sungguh berbalik dengan belum dewasa seusia tersebut yang hidup di lingkungan lebih modern yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain atau bahkan bersekolah. Walaupun ritual tradisi ini wajib diikuti bagi seluruh masyarakat Suku Trobiander, bukan berarti hal ini tidak memancing kontroversi. Ritual wajib atas nama tradisi ini ternyata menjadikan polemik di tengah-tengah masyarakat Papua Nugini lain yang menganggap prosesi tersebut sangatlah sayang jikalau dilakukan. Apalagi ditambah dengan banyaknya penyakit seksual hingga AIDS yang bermunculan semakin menciptakan banyak orang merasa ritual seksual pada Suku Trobiander ini sangat ekstrim!

Sahabatanehdidunia.com itulah beberapa tradisi seksual ekstrim paling ekstrim yang dilakukan oleh suku-suku yang ada di dunia. Meskipun ekstrim, menjijikkan dan bahkan terkesan sangat abnormal namun para masyarakat suku tersebut akan dengan bahagia hati melaksanakan sebab dipercaya sebagai sarana mewarisi tradisi-tradisi leluhur mereka. Biasanya mereka pun juga beranggapan jikalau ritual seks ekstrim tersebut dilanggar atau tidak dilakukan, mereka bisa mendapat peristiwa alam atau petaka sebagai eksekusi dari yang kuasa bagi mereka!

Sumber referensI:
http://www.oddee.com/item_98435.aspx
http://m.infospesial.net/59596/10-tradisi-seks-aneh-tak-masuk-akal-di-dunia_2/
https://en.wikipedia.org/wiki/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Daftar Tradisi Seksual Paling Ekstrim Suku-Suku Di Dunia"

Post a Comment