Para Budak Perempuan Yang Mengukir Tinta Emas Dalam Sejarah

Sejarah peradaban insan mempunyai riwayat yang kelam perihal perbudakan, sebuah praktek kuno dimana memperlakukan ras yang dianggap lebih rendah dan menganggap mereka sebagai barang dagangan yang bisa dibeli untuk diperbudak merupakan hal yang umum dan dianggap biasa. Dalam perjalanya diharapkan waktu yang sangat panjang dan disertai puluhan nyawa yang melayang untuk menghapuskan praktek perbudakan dan mewujudkan kesetaran hidup di masyarakat, yang kita nikmati ketika ini. Dan diantara para budak yang telah berjuang demi hilangnya praktik perbudakan dalam sejarah umat insan ini, diantaranya terdapat 6 sosok perempuan yang bukan hanya bisa lepas dari perbudakan tapi juga menjadi tokoh tokoh pembebasan praktek perbudakan. Beberapa bahkan berjuang hingga titik darah penghabisan mereka untuk menghapuskan praktek perbudakan. Dan berikut ini yaitu Para Budak Wanita Yang Mengukir Tinta Emas Dalam Sejarah versi anehdidunia.com

Santa Batildis



Balthild atau yang lebih dikenal dengan Santo Baltidis asal Ascania merupakan seorang perempuan yang hidup di Perancis pada kurun ke 7. Batildis yang dikenang sebagai permaisuri dari Raja Clovis II, Raja yang menguasai wilayah Burgundi dan Neustria, dulu sejatinya merupakan seorang budak wanita. Meskipun mempunyai darah bangsawan, namun Baltidis sudah dijual sebagai budak semenjak usianya masih terbilang remaja. Pada ketika menjadi budak Baltidis pernah bekerja untuk Erchinoald seorang kepala dari Istana Neustria dan sempat ingin diperistri oleh Erchinoald. Namun tampaknya takdir yang jauh lebih besar sudah menanti Baltidis, ketika Raja Clovis II jatuh hati padanya menjadikanya sebagai permaisuri. Semasa menjadi Ratu Baltidis melahirkan tiga putra hasil pernikahanya dengan raja Clovis, yang salah satunya kelak akan menjadi Raja.

Sepeninggal Raja Clovis, Baltidis mengambil alih tampu kekuasaan Raja, selagi mempersiapkan sang Putra untuk naik tahta, dan selama masa inilah Baltidis mulai menerapkan gres aturan demi menghapuskan praktek perdagangan para budak Kristen, tak hanya itu dengan memakai harta kekayaanya Baltidis juga membebaska para budak anak-anak. Dengan semua perbuatanya, itu Baltidis yang mundur dari tahta pada usia senja dan menghabiskan sisa dari umurnya di biara hingga kesannya maut menjemputnya pada tahun 680, telah menorehkan tinta emas dalam sejarah dan masih berdasarkan Catholic Encyclopedia, 2 kurun sesudah kematianya, Paus Nicholas I menasbihkan Baltidis sebagai salah satu santo.


Chica da Silva



Perempuan berjulukan orisinil Francisca da Silva de Oliveira ini sejatinya merupakan perempuan berdarah adonan kulit gelap dan putih, yang berasal dari Brazil dan lebih di kenal dengan sebutan Chica da Silva atau Xica da Silva oleh masyarakat Brazil pada masa itu. Chica dikenang hingga ketika ini alasannya yaitu kisah kesuksesanya yang bisa menapaki tangga sosial smapia akhirnya bersanding dengan seorang laki-laki kulit putih. Padahal dirinya merupakan seorang yang terlahir sebagai budak berkulit hitam, Awalnya Chica sempat bergonta-ganti tuan sebelum kesannya diperistri oleh seorang pengusaha tambang berlian berkulit putih yang berjulukan Joao Fernandes da Oliveira. Bagi warga Brazil yang kala itu masih hidup dalam aturan kasta yang membedakan insan berdasarkan warna kulit, kisah dari Chica merupakan sebuah simbol dari "Demokrasi Rasial", Kisah cinta dari Chica dan Joao de Oliveira sendiri pada masa itu dianggap sebagai skandal sosial mengingat pada masa itu warga kulit gelap masih dianggap sebagai ras yang lebih rendah daripada kulit putih. Namun Chica berhasil menembus batasan itu sekaligus mengakibatkan dirinya perempuan yang paling kuat pada era kolonial masa itu.

Choe Suk-bin


Meskipun tak banyak fakta sejaranh yang terungkap perihal Choe Suk-Bin, namun salah satu dongeng yang paling terkenal yaitu bahwa Suk-Bin merupakan perempuan yang terlahir dari kasta cheonmin, sebuah kasta yang merupakan tingkatan terendah dalam strata sosial Dinasti Joseon pada masa itu. Meskipun terlahir dari kasta terendah Suk-Bin merupakan budak perempuan yang sukses meniti tangga sosial, hingga menjadi salah satu selir kesayangan Raja, sekaligus selir yang paling kuat di Istana. Suk-Bin bahkan juga pernah terlibat dalam pergolakan politik yang pelik di Istana Sujong sekaligus berhasil keluar sebagai pemenang dalam konflik internal istana itu. Perjalanan hidup Suk-Bing hingga bisa selir Raja gotong royong di warnai oleh keberuntungan. Pertemuan Suk-Bin dengan Raja Sukjong terjadi secara kebetulan, ketika itu Sang Raja memergoki Suk-Bin tengah memanjatkan doa bagi Ratu Inhyeon Ibunda dari raja yang ketika itu tengah diasingkan. Padahal perbuatan itu sangat terlarang dan bisa membuatnya kehilangan nyawa. Kemurnian hati dan ketulusan pengabian dari Suk_bin tampaknya telah menawan hati Raja yang lalu mengangkatnya menjadi selir.

Setelah diangkat menjadi selir, Suk-Bin eksklusif terlibat dalam kudeta yang sengit antara Ratu Inhyeon dan selir Jang Hui-Bin yang kala itu sedang menguasai Istana. Suk-Bin yang kala itu berpihak pada Ratu Inhyeon kesannya berhasil memudarkan kekuasaan selir Hui-Bin dan mengembalikan Ratu Inhyeon ke Istana. Selain itu Suk-Bin juga melahirkan seorang putra berjulukan Yeoning yang kelak bergelar Yeongjo, dan merupakan salah satu Raja terbesar dalam sejarah Korea. Kisah dari Cheo Suk-Bin yang luar biasa ini juga pernah diangkat dalam sebuah drama Korea berjudul Dong-Yi pada tahun 2010.


Kosem Sultan



Meskipun kini Kosem Sultan di kenal sebagai salah satu perempuan paling kuat dalam sejarah Dinasti Ottoman dan juga selir favorit dari Sultan Ahmed I, yang meminmpin kerajaan Turki pada masanya.. Awalnya Kosem Sultan merupakan budak perempuan asal Yunani yang di bawa ke Bosnia hingga kesannya memasuki harem Sultan Ahmed I, pada masa inilah Kosem berpindah keyakinan menjadi seorang Muslim sesudah memeluk anutan Islam dan lalu menjadi selir favorit Sultan Ahmed I.

Menurut Famous Ottoman Women, sepeninggal Sultan Ahmed I, Kosem mulai memerintah kerajaan Ottoman dari balik layar dengan jabatanya sebagai Haseki. Semenjak itu kekuasaan Kosem materi kian kuat sesudah dirinya ditunjuk sebagai Valide Sultan untuk mewakili kedua putranya yaitu Murad IV dan Ibrahim, belum cukup hingga di situ saja Kosem juga menjadi pengontrol kekuasaan dari balik layar bagi cucunya, Mehmed IV yang masih di bawah umur. Namun meski di kenal mempunyai ambisi besar terhadap kekuasaan dalam kekaisaran Dinasti Ottoman. Kosem Sultan juga di kenal sebagai pribadi yang mempunyai Jiwa sosial yang tinggi. Hal ini Ia tunjukan dalam kebijakanya yang mewajibkan seorang budak untuk dimerdekakan sesudah bekerja selama 3 tahun, Sayangnya kisah hidup dari Sultan Kosem harus berakhir dengan tragis alasannya yaitu pada tahun 1632 dirinya harus meninggal jawaban di cekik, banyak spekulasi yang beredar bahwa salah satu musuh besar Sultan Kosem di dalam internal Istana yang merencanakan pembunuhan ini.


Al-Khayzuran binti Atta





Al-Khayzuran binti Atta, merupakan Istri dari Khalifah Al-Mahdi dari Kekhalifahan Abbasiyah, sekaligus Ibunda dari Harun al-Rasyid yang dikenal sebagai Khalifah terbesar dalam sejarah Kekhalifahan Abbasiyah. Kekhalifahan ini bekuasa selama 250 tahun semenjak tahun 1000-1250 M, dan memusatkan kepemimpinanya di kota Bagdad, yang kini menjadi Ibukota dari Irak. Meskipun dikenal sebagai perempuan yang cerdas serta mempunyai pandangan politik yang dalam dal luas. Menurut catatan dari Saudi Aramco World, Al-Khayzuran binti Atta yang berasal dari Jorash merupakan seorang budak perempuan yang di culik semasa kecil oleh seorang Badui dan di jual ke dalam sebuah pasar budak. Sampai kesannya Khalifah Al-Mahdi membelinya sebagai pelayan. Setelah itu perjalanan hidup Al-Khayzuran binti Atta mulai berubah hingga kesannya Al-Mahdi menjadikanya salah satu Istri.

Tak banyak hal yang bisa digali dari sejarah perihal peran Al-Khayzuran binti Atta dalam dunia perpolitikan, namun semasa menjadi Istri dari Khalifah Al Mahdi ini, Al-Khayzuran binti Atta berhasil melahirkan seorang putra yang luar biasa yang kelak akan di kenal sebagai Khalifah terbesar dalam Kehalifahan Abbasiyah. Namun sebuah hal yang bisa di jadikan sebagai pembanding dari pentingnya tugas Al-Khayzuran binti Atta pada kala itu yaitu dengan di abadikanya nama Al-Khayzuran binti Atta dalam belahan mata uang Istana ketika itu dan juga namanya yang tersemat dalam makam Khalifah-khalifah Abbasiyah lainya, sebuah hal spesial yang tak di terima Istri-Istri Khalifah lainya.

Referensi :
http://www.merdeka.com/gaya/6-budak-wanita-yang-berhasil-mengukir-sejarah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekhalifahan_Abbasiyah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Para Budak Perempuan Yang Mengukir Tinta Emas Dalam Sejarah"

Post a Comment